Current Pick! 1890 by hirairkive
Apakah kehendak bebas benar-benar ada?
Apakah manusia bebas benar-benar ada?
Sasana, seorang lelaki yang sejak kecil memiliki kehidupan yang sempurna, berasal dari keluarga yang terhormat, Ayahnya pengacara dan Ibunya dokter, Memiliki kecerdasan yang tinggi, serta bakat luar biasa pada permainan piano. Namun hidupnya yang sempurna itu tak membuatnya bahagia, ia terperangkap, jiwanya terpasung, hidup ini bukanlah keinginannya, melainkan keinginan orangtua dan lingkungannya.
Setelah menginjak bangku kuliah, Sasana merantau ke luar kota dan terpisah dengan orangtuanya, mulai dari sinilah perjalanannya yang sebenarnya dimulai.
Selain Sasana, buku ini juga menggunakan POV dari Jaka Wani yang biasa dipanggil Cak Jek. Sasana yang ternyata tertarik dengan lagu-lagu dangdut memulai karir menyanyi sebagai pengamen bersama Cak Jek. Ia bahkan rela meninggalkan perkuliahannya demi mengamen, sesuatu yang sangat menentang norma dan kewarasan menurut masyarakat saat itu.
Tapi peduli apa? Sasana justru merasa lebih hidup sebagai pengamen, ia bahkan mulai membeli lipstik, bedak, dan pakaian perempuan untuk pertunjukannya. Ia menyanyi dan bergoyang ditemani gitar Cak Jek.
Namun semuanya berubah muram setelah mereka menyerukan aksi protes di depan pabrik, mereka semua ditangkap polisi, diinterogasi, disiksa, dan setelah bebas pun mereka tak mendapat kembali kebebasan yang diinginkan, jiwa mereka terpasung.
Sasana yang menjadi ‘gila’, dan Jaka yang menjadi buruh. Menurutku penulisnya sangat bernyali buat bikin adegan-adegan liar di buku ini, dari mulai aborsi, pelacuran, kondisi rumah sakit jiwa dan lain-lain. Namun nilai-nilai yang ingin disampaikan tetap ngena di hati pembaca.
Dari buku ini aku belajar bahwa kita semua pun memiliki pasung jiwa masing-masing. Karena sejatinya jiwa kita selamanya akan tetap TERPASUNG, sebebas apa pun kita. Kecuali ketika kita MATI.