Genre: Non-Fiksi Sejarah/Politik
Current Pick! 1890 by hirairkive
Genre: Non-Fiksi Sejarah/Politik
Demokrasi, kata filsuf Swiss Jean-Jacques Rousseau, seperti buah: baik untuk pencernaan dengan lambung yang sehat.
Di lambung Presiden Joko Widodo, buah yang baik itu pelan-pelan membusuk. Akibatnya, organ-organ lain turut layu dan kehilangan fungsi menopang tubuh Indonesia.
Selama sepuluh tahun, Jokowi memereteli organ-organ penting penopang demokrasi. Ia pakai kekuasaan membentuk koalisi besar partai di legislatif untuk mengubah hukum yang mendukung hasratnya berkuasa. Jokowi membunuh demokrasi memakai hukum yang telah diubah itu lalu berpura-pura tak bersalah karena tindakannya mendapat legitimasi aturan.
Ia membayangkan Indonesia akan maju dengan pembangunan infrastruktur. Karena itu ia pangkas independensi KPK karena terlalu getol memberantas korupsi yang membuat pelaksana proyek takut mengeksekusi pembangunan. Ia memakai jalan pintas penugasan perusahaan negara untuk membangun semua proyek itu hingga mereka kolaps karena terkubur utang.
Pelemahan KPK melalui jalan politik adalah pintu masuk ia merusak hukum yang menjadi dasar pemerintahan yang baik. Dengan begitu, Jokowi sekaligus memupus harapan Reformasi akan Indonesia yang bersih dari korupsi, yang menjadi ciri kekuasaan Orde Baru.
Runtuhnya demokrasi dan hancurnya mimpi Reformasi adalah benang merah tema edisi khusus 10 tahun Jokowi ini. Kami mencatat ada 18 dosa Jokowi selama dua periode kepemimpinannya. Nawacitanya berubah menjadi nawadosa berganda.